Selasa, 22 Februari 2011

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS OBAT ANTIKANKER

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
OBAT ANTIKANKER (ANTINEOPLASMA)

Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan.
Obat antikanker sering dinamakan pula sebagai obat Sitotoksik, sitostatik atau antineoplasma.
Tumor adalah istilah untuk menunjukkan adanya pertumbuhan tidak normal dari masa atau jaringan tubuh. Tumor terbentuk karena adanya mutasi pada biosintesis sel, yaitu kekeliruan pada urutan DNA karena terpotong, tersubstitusi atau pengaturan kembali, adanya adisi dan integrasi bahan genetik virus ke dalam gen dan adanya perubahan ekspresi genetik.
Tujuan kemoterapi kanker adalah merusak secara selektif sel tumor yang berbahaya tanpa mengganggu sel normal. Berdasarkan lokasinya, tumor yang membahayakan dibedakan menjadi:
1. Karsinoma (pada jaringan kelenjar)
2. Sarkoma (pada jaringan penghubung)
3. Limfoma (pada ganglia)
4. Leukemia (pada sel darah)

Pengobatan kanker dapat dikakukan dengan cara:
1. Pembedahan
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Endokrinoterapi
5. Imunoterapi


Mekanisme kerja obat antikanker
Obat antikanker bekerja dengan cara mempengaruhi metabolisme asam nukleat terutama DNA, atau biosintesis protein.



Obat antikanker dapat mempengaruhi proses kehidupan sel. Proses kehidupan sel merupakan suatu siklus yang terdiri dari beberapa fase sebagai berikut:
1. Fase mitotik (M)
2. Fase Post mitotik (G1)
3. Fase sintetik (S)
4. Fase post sintetik (G2)

Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
A. Senyawa Pengakilasi, adalah senyawa reaktif yang dapat mengalkilasi DNA, RNA dan enzim-enzim tertentu. Senyawa ini digunakan pada pengobatan kanker di jaringan limfoid dan sistem retikuloendotel. Efek sampingnya cukup kuat yaitu dapat merusak sumsum tulang, menyebabkan leukopenia dan trombositopenia serta menekan kekebalan.


Struktur Umum:

R Nama Obat Dosis
CH3 Mekloretamin I.V: 0,4 mg/kgbb/hari
Klorambusil p.o.: 0,1-0,3 mg/kgbb/hari
Melfalan p.o.: 0,15 mg/kgbb/hari
Siklofosfamid I.V: 10-15 mg/kgbb/mg


B. Antimetabolit
Antimetabolit adalah senyawa yang dapat menghambat jalur metabolik yang penting untuk kehidupan dan reproduksi sel kanker, melalui penghambatan asam folat, purin, pirimidin, dan asam amino serta jalur nukleosida pirimidin, yang diperlukan pada sintesis DNA. Hambatan replikasi DNA langsung maupun tidak langsung menyebabkan sel tidak berkembang biak dan mengalami kematian. Struktur antimetabolit berhubungan erat dengan struktur metabolit normal dan bersifat sebagai antagonis.
Berdasarkan sifat antagonismenya antimetabolit dibagi menjadi empat kelompok yaitu antagonis pirimidin, antagonis purin, antagonis asam folat, dan antagonis asam amino.
1. Antagonis Pirimidin
Antagonis pirimidin pada umumnya berupa pra-obat, secara in vivo mengalami anabolisme menjadi senyawa aktif, yang dapat mempengaruhi sintesis DNA pada fase awal dengan menyebabkan kekosongan asam timidilat sehingga sel mengalami kematian (thymineless death).
Contoh antagonis pirimidin :

R1 R2 Nama
H H Urasil
CH3 H Timin
F H 5-Fluorourasil
F Tegafur
F Floksuridin


2. Antagonis Purin, adalah pra-obat dan menjadi aktif setelah mengalami anabolisme menjadi nukleotida dan kadang-kadang menjadi difosfat atau trifosfat.
Contoh antagonis purin: 6-merkaptopurin, azatioprin dan tioguanin.

3. Antagonis Asam Folat bekerja secara tidak khas, dengan menghambat secara bersaing dihidrofolat reduktase, suatu enzim yang mengkatalisis reduksi asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat.
Contoh antagonis asam folat: aminopterin, metotreksat dan ketotreksat.

4. Antagonis Asam Amino
Glutamin dan asam glutamat bukan merupakan nutrien penting pada sel normal, tetapi banyak sel tumor memerlukan kedua senyawa tersebut untuk proses kehidupannya. Antagonis glutamin dapat menghambat beberapa proses metabolik yang memerlukan glutamin sebagai kofaktor.


C. Antikanker Produk Alam
Antikanker produk alam adalah senyawa yang dihasilkan dari produk alam dan berkhasiat sebagai antikanker.
Antikanker produk alam dibagi menjadi tiga kelompok yaitu antibiotika antikanker, antikanker produk tanaman dan antikanker produk hewan.
1. Antibiotika Antikanker
Beberapa antibiotika, mula-mula dikembangkan sebagai senyawa antibakteri ternyata didapatkan mempunyai efek sitotoksik tinggi. Pada umumnya antibiotik kanker sulit diabsorbsi pada saluran cerna sehingga diberikan melalui parenteral. Contoh: mitomisin, daktinomisin,


R
Nama

H Daunorubisin
OH Doksorubin

a. Mitomisin C, Cincin kuinon tereduksi, guggus metoksi tersier hilang dan mitomisin menjadi bentuk terprotonasi. Bentuk inilah yang aktif sebagai senyawa pengalkilasi.
b. Daktinomisin, isolasi kultur dari Streptomyces chrysomallus. Dua cincin laton peptida daktinomisin dapat menduduki celah kecil pada dobel heliks DNA dan berinteraksi denngan gugus amino dari guanin melalui ikatan hidrogen khas. Penggantian pada gugus 4 dan –metil serta gugus 2 amino akan mempengaruhi kerja interkalasi dengan DNA dan biasanya menurunkan keefektifannya.
c. Turunan antraksilin, bekerja menghambat proses replikas dan transripsi DNA. Cincin B dan C sebagai interkalator, Cincin A dan gugus amino
2. Antikanker Produk

3. Antikanker Rekayasa Genetika

D. Hormon
Beberapa neoplasma dapat dikontrol dengan baik oleh hormon seks, seperti hormon androgen, progestin dan estrogen, serta hormon adrenokortikoid. Biasanya umtuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan, dikombinasikan dengan obat antikanker yang lain.
E. Golongan Lain-lain

Tidak ada komentar: